Sunday, 8 March 2015

Bali or Bandung?

I was born in Bandung, and my whole family originally from here, Bandung. 
Well, keluarga gue ga tinggal tepat di pusat kota Bandung, tapi kita tinggal di pinggiran kabupaten Bandung, bernama desa Ciparay. Kalo mau ke pusat kota, kita harus menempuh at least 1 jam perjalanan dari sini, belum lagi kalau macet, bisa lebih dari 1 jam perjalanan kalo mau ke kota.

Gue menghabiskan waktu di Ciparay sejak lahir sampai gue berumur 14 tahun, tepatnya sampai gue lulus SMP. Nyokap memutuskan buat mindahin gue ke Bali dan meneruskan sekolah gue disana. Tujuannya supaya gue ga stuck disini dan bisa melihat dunia luar dan supaya gue bisa nemenin tante gue dan anak perempuannya yang waktu itu berusia 4 tahun.

Sejak kecil, gue menghabiskan waktu bermain di lingkungan rumah sendiri, intinya gue bukan anak kota yang suka nge-mall. Seperti yang udah gue ceritain di postingan sebelumnya tentang masa-masa kecil gue, intinya gue menghabiskan masa-masa itu di Ciparay, bukan di kota Bandung. Jadi gue sendiri tidak begitu hapal daerah-daerah dan jalan di kota Bandung.

Semenjak gue pindah ke Bali, gue instantly fell in love with the island! Kebetulan rumah tante gue berlokasi di Jimbaran, lokasi yang strategis. Perjalanan 10 menit naik motor, udah bisa ketemu pantai yang indah dan sunset yang keren abis. Mau ke mall pun cuma sekitar 20 menit perjalanan, airport? 15 menit sampe. Kuta? Legian? 20-30 menit aja nyampe kok. Pokoknya enak banget, kemana-mana deket dan banyak banget tempat yang keren. Di Bali juga gue mulai berteman dengan orang-orang dari negara lain, my english improved soooo much! You can't afford to travel around the world? Come to Bali! You can meet people from around the world everyday in Bali! Gue sangat senang bisa ada di lingkungan ini, dikelilingi oleh orang-orang dari seluruh Indonesia dan seluruh dunia. Gue sangat senang, merasa nyaman dan bersyukur bisa merasakan itu semua. 

Selama gue tinggal di Bali gue seneng banget sama yang namanya pantai. Tapi kecintaan gue sama pantai semakin menjadi setelah gue lulus kuliah dan mulai kerja. Frekuensi ke pantai yang tadinya 2 minggu sekali jadi minimal seminggu sekali. Apa aja sih yang gue lakuin di pantai? Gue seneng banget berjemur alias tanning, entahlah menurut gue kulit gelap karena tanning di pantai itu sexy abis, eksotis gitu. Di pantai-pantai tertentu kalau ombak bersahabat gue biasanya snorkeling dan berenang. Kadang gue juga cuma ngabisin waktu di pantai dengan baca novel sambil tanning. Pantai di Bali ga cuma Kuta dan Seminyak doang loh. Banyak pantai di sekitaran bukit jimbaran yang belum terjamah dan masih sepi pengunjung. Belum lagi pantai-pantai di Bali bagian lain seperti Karangasem, Singaraja, dan masih banyak yang lainnya. Di waktu senggang pun kadang gue sama Gandi (my lovely ex) suka nyari-nyari pantai baru yang belum pernah kita kunjungin. Semenjak itu pula gue merasa "Fix, gue ga mau tinggalin Bali dan pindah lagi ke Bandung".

But shit happened.

I have to go back to Bandung and can never go back to Bali entah sampai kapan. It's been 2 months since i was here in Bandung (Ciparay) dan ga ngapa-ngapain. Gue jobless dan masih berharap gue bisa balik lagi ke Bali. Tapi gue udah coba segala cara, ngeluarin banyak air mata, hasilnya sia-sia. Memang ini semua karena kesalahan gue yang sangat fatal dan ga bisa dimaafin oleh nyokap dan tante gue sehingga gue ga bisa lagi balik dan kerja dan tinggal di Bali lagi. Gue terlalu bahagia waktu gue di Bali sampai gue melakukan kesalahan itu. Dan dengan amat sangat terpaksa gue harus melanjutkan hidup gue di sini, belajar buat menjalani hidup out of comfort zone.

Gue mencari-cari, apa yang bisa bikin gue betah di Bandung. Meskipun gue sangat kangen sama Bali dan pantai. Untuk ke pantai aja gue harus menempuh sekitar 5-6 jam perjalanan ke pantai terdekat, Pangandaran, i don't even have an interest to go there. Seminggu sekali gue jalan-jalan sendiri ke Paris Van Java, ngabisin waktu sendiri buat merenung sambil ngopi di Starbucks dan kadang sambil baca novel. Gue sampai browsing-browsing tempat dimana gue bisa berbaur sama expatriates/foreigners di Bandung dan gue sampai sekarang ga tau dimana tempatnya.

Gue akuin kota Bandung memang semakin banyak menunjukan perubahan baik semenjak Kang Ridwan Kamil menjabat jadi walikota. Banyak taman-taman yang keren, bahkan alun-alun dan mesjid agung Bandung pun udah disulap jadi tempat yang keren padahal sebelumnya terlihat kumuh dan semrawut oleh PKL yang jualan sampai ke dalem mesjid. Yang gue sayangkan kesadaran masyarakat yang menurut gue snagat kurang terutama di jalanan dan lalu lintas. Macet, kriminal, kecelakaan karena pengguna jalan yang ga tertib, sering banget gue lihat sendiri disini. Di Bali, kalo gue naik motor dan berhenti di lampu merah, gue berhenti dibelajang garis zebra cross, dan memang that's how it works, right? Di Bandung, gue berhenti di belakang garis zebra cross gue diklaksonin dan dimarahin pengguna jalan yang lain! Jadi mereka kalo berhenti di lampu merah itu di sedepan mungkin yang mereka bisa, meskipun lampu masih merah mereka bakalan terobos setiap ada kesempatan dan gue beberapa kali lihat kecelakaan disini karena hal itu. Yang kedua, angkot. Di Bali angkot sangat sedikit, itupun cuma ada di kota denpasar dan pengguna nya terbatas. Sebagian besar warga yang tinggal di Bali punya kendaraan sendiri, minimal motor. Alat transportasi lain paling cuma taksi dan bis Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan). Intinya di Bali ga ada angkot yang jadi sumber kemacetan. Di Bandung, semua jalanan hanya milik angkot seorang! Mereka bisa ngetem dimanapun mereka mau, kalau lagi di jalan, mereka bisa berhenti dan ngerem mendadak kapanpun mereka mau, mereka juga bisa parkir dimana aja mereka mau ga peduli jalanan macet gegara mereka. Gue bukannya ga suka sama alat transportasi umum ini, cuman setelah gue tinggal di Bali selama 6,5 tahun yang ga pernah disusahkan sama hal-hal seperti ini, gue jadi kesel sendiri. Gue sering banget ngedumel dijalan kalo naik motor di Bandung, karena manusia-manusia nya dijalan sangat-sangat bikin gue kesel sendiri. Oya, disini lo mau U-Turn di jalan by pass? Ada yang jagain! Dan lo harus ngasi recehan gitu sama mas-mas yang bantuin lo belok U-Turn.
Selain itu masyarakat disini juga masih kurang kesadarannya masalah kebersihan lingkungan dan sampah. Pas banjir, siapa coba yang disalahin? Pemerintah lah, nyalahin hujan lah. Lah sungai nya aja isinya sampah doang kok, siapa coba yang buang sampah ke sungai? Gue bukannya mau menggurui, yang gue katakan juga belum tentu benar. Gue cuma menceritakan apa yang gue lihat. Apalah gue ini hanya seongok perempuan biasa yang sedang depresi karena kangen Bali.

I honestly doesn't feel at home in my own home. Gue pengen pulang ke Bali, Bali rumah gue. Bukannya gue ga seneng tinggal sama orang tua sendiri dan di tempat kelahiran gue sendiri. Gue sudah terlanjur nyaman di tempat yang begitu indah dan nyaman.

Dulu gue selalu excited kalo gue mau mudik ke Bandung buat liburan ataupun lebaran, gue seneng jalan-jalan ke braga, gue kadang-kadang ngajak adek gue nonton, gue juga seneng jajan mie kocok di pinggir jalan. But it doesn't feel the same anymore. Gue ga benci sama kota Bandung ini, gue cuma lebih betah tinggal di Bali karena passion gue memang disana. Bahkan sebelum gue ninggalin Bali, temen-temen gue mulai dari temen sekolah sampai mantan boss gue bilang "Sha, lo harus balik lagi ke Bali, jiwa lo disini, you belong here in Bali, potensi lo di Bali". All i can say was "I'll be back, I promise" cuma itu yang bisa gue bilang ke sahabat-sahabat gue di Bali. Termasuk ke Gandi. I still love him, he still love me. One thing that separate us is religion. Ini kok jadi nyambung ke mantan lagi sih, i'll talk about him later deh!

I'll try hard to get my trust back, so i can come to Bandung only for holiday. Meskipun entah itu kapan, gue sangat yakin gue bakalan balik lagi ke Bali and living the life the way i want.

Back to the question, Bali or Bandung?



3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Bali maknyus!!
    Tinggal di bali itu kek liburan setiap hari.
    Pulang kuliah, lewatnya pantai...
    Di jakarta dulu, pulang sekolah lewatnya hanya gedung-gedung perkantoran..

    "Oya, disini lo mau U-Turn di jalan by pass? Ada yang jagain! Dan lo harus ngasi recehan gitu sama mas-mas yang bantuin lo belok U-Turn."
    -_- gue pernah nggak ngasih, eh dia gebuk pintu mobil bokap lalu triak.. "pelitlu belagu!"
    sejak itu ga pernah bwa mobil ke skolah lagi. naik bajaj lebih aman :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yep!! everyday is holiday in Bali itu emang beneran. Kalo mumet tinggal pilih mau ngunjungin tempat kayak gimana dan buat ngunjungin tempat asik ga perlu nempuh perjalanan jauh. Yah susah ya kalo udah tinggal di Bali dan balik ke kota metropolitan yang semrawut dengan kemacetan :')

      Delete