Akhir-akhir ini gue ga bisa tidur, dan selalu tidur diatas jam 1 pagi. Too exhausted with all the problems these days. So daripada galau ga jelas mending gue share yang asik-asik aja.
Pada tanggal 9 Januari kemarin, gue berkesempatan buat traveling ke lombok dan gili trawangan, sama.... ehem, mantan. Ya, mantan. Mantan yang belum bisa dilupain. Eh ini gue mau ceritain pengalaman traveling ya bukan mantan! Mendadak sendu gini tengah malem nyebut-nyebut mantan!
Oke jadi kita merencanakan 4 hari liburan ala backpacker ke lombok dan gili trawangan. Kita beli tiket fast boat PP, Padang Bai-Senggigi dan Gili Trawangan-Padang Bai. Gue browsing-browsing buat cari informasi harga boat paling murah yang pada saat itu masih termasuk high season pasca tahun baru. Akhirnya nemu nih fast boat dengan harga 600.000/pax return trip sudah termasuk transport dari rumah ke pelabuhan dan dari pelabuhan ke rumah. Untuk pembayaran, kita dimintain DP 100.000 dengan cara transfer dan sisanya dibayar pas check in di pelabuhan.
Kurang lebih jam 8 pagi, kita dijemput dari rumah sang mantan di teuku umar, denpasar dan sampai di pelabuhan Padang Bai sekitar 1 jam kemudian. Nah pas kita check in dan mau melunasi pembayaran, kita dimintain 1.200.000, harusnya kan kita bayar sisanya doang 1.100.000 karena sudah transfer 100.000 sehari sebelumnya. Kita complain dong, tapi kata mas-mas nya ga ada konfirmasi dari pihak travel agent nya, dan kita juga ga dikasih bukti tertulis apa-apa tentang harga, karena gue cuma transaksi via sms dan telepon aja dengan si travel agent. Yah alhasil harga tiketnya jatohnya jadi 650.000 deh per pax.
*tips: kalo memang mau transaksi tiket fast boat seperti gue, lebih baik minta bukti pembayaran via email ke si travel agent supaya ada bukti dan tidak miss communication kayak gue gini.
Setelah check in kita masih harus nunggu sekitar 20 menit dan kita sarapan dulu dan ga lupa minum antimo biar ga mabuk laut! Ya, gue doyan traveling dan seneng banget boat trip, tapi apa daya terkadang gue ga bisa menahan diri dengan guncangan ombak laut, daripada gue mabok-mabok ga jelas di boat lebih baik mencegah kan? hehe
Akhirnya kita sampai di senggigi setelah sekitar 1,5 jam boat trip. Waktu itu ombaknya lagi besar-besarnya di perairan bali dan lombok, kapal oleng kapten!! Untung udah minum antimo, jadi gue tidur sepanjang perjalanan. Begitu menjejakkan kaki di dermaga, gue kaget banget karena pantainya super kotor, penuh dengan sampah. Entah emang kotor gitu atau faktor cuaca dan ombak yang bawa sampah itu dan bikin dermaga di pantai senggigi tidak enak dilihat.
Jadi it was our first time in Lombok, kita ga booking hotel atau penginapan sama sekali, sengaja memang sih. Kita pun jalan dan nyari-nyari penginapan yang murah dan nyaman. Ada beberapa calo yang nawar-nawarin gitu tapi kita pengen cari-cari sendiri. Akhirnya ga jauh dari pelabuhan, kita dapet penginapan dengan harga 350.000 per malam. Kamarnya sih standar, tapi fasilitasnya lumayan lengkap dengan TV, hot water, dan kolam renang. Mahal sih termasuk untuk ukuran backpacker, tapi waktu itu kita ga pengen buang-buang waktu buat cari penginapan dan memutuskan buat stay di hotel itu mungkin buat 1 malam. Oya nama hotelnnya Central Inn Lombok, letaknya di jalan raya senggigi, ga jauh dari pelabuhan. Mungkin kalo kesana ketika bukan high season bisa dapet harga lebih murah. Hotel nya cukup nyaman juga kok :)
Kita dari awal memang nyari destinasi liburan yang anti-mainstream. Kalo orang-orang berkunjung ke lombok mungkin yang dicari pantai sneggigi atau pantai Kuta Lombok. Tapi kita tidak. Kita browsing-browsing dari internet dan nemu lah kita yang namanya Pink Beach. Penasaran banget nih sama pantai yang katanya pasirnya warna pink ini. Dan setelah kita check in hotel, sewa motor (kalo ga salah 60.000 per hari) dan istirahat sejenak buat ngumpulin nyawa, kita berhasil nemu Pink Beach itu di google maps. Pink Beach itu letaknya di lombok bagian timur, sedangkan senggigi berlokasi di lombok bagian barat. Kurang lebih seperti ini jarak perjalanan kita dilihat dari peta:
Menurut mbah google, kita bakalan menmpuh perjalanan dari senggigi ke Pink Beach sekitar 3 jam. Gue dan sang mantan akhirnya memutuskan dan membulatkan tekad untuk kesana dengan modal motor sewaan dan google maps, saking penasarannya dengan pantai berpasir pink itu.
Kita berangkat sekitar jam 12 kira-kira. 1 jam perjalanan, kita mulai melintasi pemukiman dan mulai memasuki lombok bagian tengah. Setelah 2 jam perjalanan, kita mulai memasuki lombok bagian timur, setelah 3 jam perjalanan, kita mulai melihat papan petunjuk yang mengarahkan kita ke Pink Beach dan di papan petunjuk itu tertulis: Pink Beach, 13 KM away. Setelah melewati papan petunjuk itu dan mulai menjauhi pemukiman penduduk, kita dikagetkan sama rintangan yang harus kita lewatin didepan mata kita. Kita sempat berhenti dan melihat sejauh mata memandang kedepan, jalanan yang harus kita laluin berlumpur! Ya, totally muddy! Kita ga mungkin dong balik lagi ke senggigi setelah menempuh perjalanan 3 jam hanya karena lumpur, one step closer! Sialnya, kita pake motor matic vario, bukan motor trill. Gue pun turun dari motor supaya Gandi (ehm, sang mantan) bisa mengendalikan motor lebih baik. Gue yang jalan kaki aja susah banget karena beberapa kali kaki gue masuk kedalem lumpur dan sendal jepit hampir putus, apalagi gandi yang harus nyeret-nyeret motor ngelewatin lumpur. Alhasil kaki kita sudah tak berbentuk dan sudah tak rupawan, penuh dengan lumpur.
Foto ini diambil pas perjalanan pulang sih, tapi ya kurang lebih kayak gini lah kondisi jalannya. Ini sih jalan yang ga seberapa, setidaknya masih bisa dinaikin motornya meskipun licin banget pas kita lewatin jalan ini. Sayang ga sempet ngambil foto jalanan yang full lumpurnya karena terlalu sibuk struggling sama si lumpur. Kalo emang penasaran dan merasa tertantang, coba aja deh sendiri, siapa tau belum diperbaiki jalanan lumpurnya dan rasakan sensasinya, huahahaha *evil laugh*
Oke, setelah melewati ranjau sekitar 30 menit, akhirnya kita sampai di Pink Beach yang ditunjukkin sama google maps. Tapi anehnya disana sepi banget, gaada kendaraan sama sekali padahal selama perjalanan berlumpur kita papasan sama banyak kendaraan. Kita coba dulu turun ke pantai itu. Dan ga ada manusia dan tanda-tanda kehidupan sedikitpun! Tapi yang gue lihat pasirnya berwarna pink, meskipun ga pink-pink amat. Kayak gini:
Kita pun memutuskan buat ga gelar tiker dan berenang disitu karena tempatnya yang tidak begitu nyaman dan air laut nya pun agak keruh. Jadi kita disitu cuman bersihin kaki yang abis kena lumpur aja dan dari situ kita ngelanjutin lagi perjalanan buat nyari pantai lagi. Setelah ninggalin pantai-tak-berpenghuni itu, kita nemu Pink Beach beneran. Ada pintu masuknya dan ada penjaganya (dan bayar masuknya, kalo ga salah 10ribu), jalanan turun menuju pantai pun bisa diakses pake motor dan beraspal. Setelah sampai di Pink Beach beneran, kita kaget banget karena pasir pantainya lebih ga pink dari pantai tak berpenghuni yang baru aja kita tinggalin. Di Pink Beach beneran ini lumayan rame dengan wisatawan lokal, banyak warung-warung yang jual makanan dan minuman juga. Sedikit kecewa sih, karena 'Pink' nya diluar ekspektasi dan setelah menempuh perjalanan yang segitu beratnya. Tapi kita tetep gelar tikar disana dan istirahat sambil makan pop mi yang harganya 10 ribu. Mayan lah buat ganjel perut. Dan saat itu pantat gue udah ga berasa pantat karena abis ngelewatin perjalanan yang begitu semena-mena. Ini beberapa penampakan Pink Beach nya:
Dari kejauhan memang ga begitu kelihatan berwarna pink, tapi kalo diperhatikan pasirnya memang mengandung pasir berwarna pink kok! Pasirnya juga sangat halus, nyesel deh ga dibawa pulang pake botol. Semua foto yang gue ambil tanpa edit dan filter loh ya, apalagi camera360!
Karena udah sore, gue dan Gandi memutuskan buat ga berenang karena kita juga harus nempuh perjalanan pulang ke hotel yang kalo gue bayangin udah teriak duluan bokong gue. Setelah istirahat dan ngabisin pop mie dan foto-foto, kita memutuskan buat pulang. Serem juga kan kalo ngelewatin jalanana ditengah hutan in the middle of nowhere sambil gelap-gelapan.
Dan sampailah kita di hotel dengan bokong gue yang semakin menonjol, ya, menonjol kedalam! Nemu kasur dan shower air hangat rasanya bagaikan surga dunia! Setelah kita istirahat dan mandi, kita pun memutuskan buat cari tempat makan deket hotel. Setelah makan malam, kita nge-bir di lobby hotel yang kebetulan deket kolam renang, banyak turis-turis asing juga yang masih nongkrong di kolam renang sampai malam.
Well, itulah pengalaman pertama gue di lombok dan petualangan mencari si Pink. Meskipun destinasi akhir tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan dan harus ngelewatin perjalanan yang sebegitu susahnya, kita tetep senang dan menjadikan itu sebagai pengalaman dan pelajaran.
Terkadang kita harus melewati perjalanan dan rintangan yang sulit untuk menuju suatu tempat yang indah. Dan banyak orang yang bilang kalau semakin sulit perjalanan yang kita lewatin, semakin indah pula destinasi yang bakalan kita dapatkan. Tapi belum tentu semua itu benar, terkadang kita juga harus melewati jalan yang sulit dan kecewa karena destinasi yang kita tuju tidak seperti yang kita harapkan dan bayangkan. Tapi jangan sedih karena hal tersebut, ambil pelajaran dan pengalamannya, ambil sisi positifnya, dan buat setiap rintangan menjadi menyenangkan. Jadi kita punya cerita untuk kita bagi.
Perjalanan keesokan harinya kta lanjutin ke Gili Trawangan yang banyak rintangannya juga loh. Tapi gue ceritain besok-besok deh!
See you in another story!
Have an unforgettable journey to share? I'd love to hear that :)
No comments:
Post a Comment